Bandar Lampung, unila.ac.id – Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Lampung (Unila) menunjukkan komitmennya dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang aman dan positif dengan menyelenggarakan Training Center Mahasiswa: Implementasi Program Deklarasi Anti Perundungan di Sekolah – Dari Empati ke Aksi. Acara yang diinisiasi oleh Unit Pelayanan Konseling Terpadu (UPKT) FKIP Unila ini berlangsung di Aula A FKIP pada Senin, 6 Oktober 2025.
Kegiatan ini dihadiri oleh jajaran pimpinan, di antaranya Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Hermi Yanzi, S.Pd., M.Pd., dan Kepala UPKT, Shinta Mayasari, M.Psi., Psi., serta diikuti oleh puluhan mahasiswa yang berasal dari berbagai program studi di lingkungan FKIP Unila.
Dalam sambutannya, Hermi Yanzi, S.Pd., M.Pd., menyatakan bahwa kegiatan ini merupakan langkah strategis untuk membangun budaya pendidikan yang sehat dan berlandaskan empati.
“Perundungan di lingkungan sekolah adalah tantangan nyata yang harus kita hadapi bersama. Saya bangga bahwa FKIP Universitas Lampung mengambil peran aktif dalam upaya pencegahan dan penanganannya,” ujar Hermi Yanzi.
Beliau juga mengapresiasi peran aktif UPKT sebagai penggagas acara dan antusiasme para mahasiswa. “Kehadiran kalian menunjukkan semangat kolaboratif dan kepedulian terhadap isu-isu sosial yang berdampak langsung pada dunia pendidikan. Mari kita jadikan kegiatan ini sebagai momentum untuk memperkuat komitmen kita dalam menciptakan lingkungan belajar yang bebas dari perundungan,” tambahnya.
Acara ini menghadirkan narasumber kompeten, Eva Masrifah Canny S.Psi., M.Ikom, yang juga menjabat sebagai Sekretaris Yayasan PTPI (Pendidikan Teknologi Prakarya International). Dalam sesinya yang bertajuk “Memahami Perilaku Perundungan dan Dampaknya pada Siswa”, Eva memaparkan secara mendalam mengenai bentuk-bentuk perundungan, dampak psikologis jangka pendek dan panjang bagi korban, serta peran calon guru dalam mendeteksi dan menanganinya.
Melalui Training Center ini, mahasiswa FKIP Unila tidak hanya dibekali pemahaman teoretis, tetapi juga didorong untuk menjadi agen perubahan. Mereka diharapkan mampu merancang dan mengimplementasikan program anti perundungan di sekolah tempat mereka akan mengabdi kelak, baik saat Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) maupun setelah lulus.
Kegiatan ini menjadi bukti konkret bahwa FKIP Unila berkomitmen untuk mencetak calon pendidik yang tidak hanya unggul secara akademis, tetapi juga memiliki kepekaan sosial dan karakter yang kuat, siap menjadikan empati sebagai kekuatan utama dalam membentuk generasi penerus yang lebih baik.



