BANDAR LAMPUNG, (fkip.unila.ac.id) – Ikatan Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (Imabsi) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Lampung (Unila) kembali sukses menyelenggarakan Festival Bulan Bahasa Indonesia (Fabula). Kegiatan tahunan ini dibuka secara resmi di Aula Gedung C FKIP Unila pada Kamis, 23 Oktober 2025.
Fabula 2025, yang merupakan program kerja Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, berlangsung selama tiga hari, mulai 23 hingga 25 Oktober 2025. Tahun ini, kegiatan mengusung tema “Peran Bahasa Indonesia dalam Bingkai Budaya Nasional untuk Membentuk Generasi Unggul dan Berdampak”.
Acara pembukaan turut dihadiri oleh Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni FKIP, Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Sekretaris Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, para dosen, dan tamu undangan.
Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Dr. Eka Sofia Agustina, M.Pd., dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas capaian luar biasa Fabula 2025. Beliau menyoroti bahwa jangkauan peserta tahun ini telah menembus skala internasional.
“Kegiatan tahun ini berhasil menggait peserta dari kanca internasional, yaitu Australia dan Jepang. Oleh karena itu, kegiatan ini termasuk ke dalam perlombaan berskala Internasional,” ujar Dr. Eka.
Rangkaian acara Fabula 2025 dimeriahkan dengan berbagai perlombaan yang mencakup berbagai jenjang, mulai dari SMP, SMA, hingga mahasiswa umum. Cabang lomba yang dipertandingkan antara lain lomba membaca puisi, esai, olimpiade bahasa Indonesia, pidato bahasa Indonesia, dan cipta cerpen.
Ketua Pelaksana Fabula 2025 melaporkan bahwa antusiasme peserta sangat tinggi, dengan total pendaftar dari seluruh cabang lomba mencapai 407 peserta, sesuai dengan target yang diharapkan.
Kegiatan Fabula diharapkan bukan hanya sekadar acara seremonial untuk memeriahkan bulan bahasa, tetapi juga menjadi giat pengingat atas sejarah panjang bahasa Indonesia. Melalui festival ini, diharapkan dapat terus tumbuh rasa cinta terhadap bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan yang menyatukan keberagaman budaya di Bumi Indonesia.



