Bandarlampung, FKIP Unila – Dihadiri langsung oleh pimpinan masing-masing instansi, FKIP Unila dan Balitbang Agama Jakarta jalin kerja sama dalam menunjang optimalisasi tridarma perguruan tinggi. Penandatanganan dokumen MoU dan perjanjian kerja sama tersebut dilakukan secara langsung oleh Dekan FKIP Unila, Prof. Dr. Patuan Raja, M.Pd. dan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Agama Jakarta, Dr. Nurudin, M.Si.
Prosesi penandatanganan dokumen kerja sama tersebut disaksikan oleh Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kerjasama FKIP Unila, Dr. Sunyono, M.Si., Ketua Tim Pengembangan Balitbang Agama Jakarta, Zulkarnain Yani, S.Ag., MA.Hum., Ketua Program Studi Magister Pendidikan Bahasa dan Kebudayaan Lampung FKIP Unila, Dr. Farida Ariyani, M.Pd., Ketua Unit Kerja Sama FKIP Unila, Dr. Fitri Daryanti, M.Sn., serta seluruh peserta yang hadir di ruang pertemuan Swisbel-Hotel Lampung (7/4).
Dalam sambutannya Dekan FKIP Unila menyambut baik adanya program kerja sama antar kedua instansi. Hal tersebut merupakan salah satu poin penunjang yang sangat mendukung penilaian akreditasi pada sebuah insitusi terlebih jika itu berada di bawah naungan kementerian yang berbeda.
“Kami sangat berterima kasih dan siap mendukung sepenuhnya program kerja sama ini. Di FKIP Unila sendiri telah ada beberapa program studi yang sejalan dengan kerja sama ini, yakni Program Studi Magister Pendidikan Bahasa dan Kebudayaan Lampung, Program Studi Pendidikan Bahasa Lampung, dan Program Studi Pendidikan Sejarah. Kedepan saya berharap program studi yang terlibat semakin diperluas lagi” ujar Patuan Raja.
Sementara itu, dalam sambutannya Kepala Balitbang Agama Jakarta mengatakan bahwa jalinan kolaborasi dan elaborasi ini sangat sejalan dengan adanya kesamaan tupoksi masing-masing instansi. “Jika kampus tupoksinya tridarma perguruan tinggi Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian maka kami juga memiliki tupoksi yang hampir serupa tapi tak sama yakni Penelitian, Pengembangan, dan Pengkajian” ucap Nurudin.
Secara khusus Nurudin berpesan agar hasil kerja sama ini tidak sekedar laporan akan tetapi juga mampu dikembangkan untuk manfaat yang lebih luas baik itu sebagai bahan ajar atau artikel jurnal yang dipublikasikan oleh peneliti maupun dosen. “Saat ini Balitbang Agama Jakarta sudah memiliki jurnal yang terakreditasi SINTA 2, saya kira kita bisa bersama-sama mendorong peningkatan publikasi ilmiah pada kedua institusi” sambung Nurudin.
Adapun bentuk konkrit kerja sama tersebut yaitu diadakannya kegiatan Penyusunan Katalog Naskah Kuno Lampung yang melibatkan Dosen, Mahasiswa, dan Alumni Program Studi Magister Pendidikan Bahasa dan Kebudayaan Lampung serta instansi lain yang turut terlibat yakni Pusbanglin Bahasa dan Sastra Kemdikbud RI dan UPTD Museum Negeri Provinsi Lampung.
Di Lampung sendiri memiliki 82 naskah manuskrip, 32 nya dari museum Lampung. Sementara sisanya masih berada di masyarakat. Ketua Tim Peneliti, Zulkarnain Yani mengatakan dalam menerjemahkan manuskrip menjadi Katalog Naskah sendiri, membutuhkan waktu yang cukup lama. Selain harus melibatkan peneliti dari berbagai ilmu, pencarian naskah kuno di masyarakat juga kerap terkendala. Ditargetkan kegiatan ini akan selesai pada empat bulan kedepan. “Naskah kuno Lampung yang ditemukan, antara lain, ditulis dengan aksara Lampung dan aksara Arab. Bahasa yang digunakan juga beragam, antara lain bahasa Melayu, Lampung, dan Arab. Sebagian besar naskah kuno yang ditemukan berisi tentang mantra atau doa untuk pengobatan.” jelasnya.
Salah satu naskah kulit kayu yang telah diterjemahkan adalah naskah yang ditemukan di Kabupaten Lampung Timur. Naskah kuno itu terdiri atas 42 halaman yang isinya ditulis dengan aksara Lampung kuno disertai dengan gambar (rajah). Sebagian besar isi naskah kuno itu adalah mantra-mantra pengobatan.
*Deris