Bandar Lampung – Dalam upaya menanamkan kepedulian terhadap lingkungan di kalangan generasi muda, tim dosen dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Lampung (Unila) menyelenggarakan program pelatihan penulisan puisi bertema ekologis. Kegiatan yang merupakan bagian dari Program Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) Unggulan Universitas Lampung ini menyasar 25 siswa kelas XI di SMA Negeri 15 Bandar Lampung dan telah berlangsung selama periode Agustus hingga September 2025.
Program ini dirancang untuk mencapai dua tujuan utama: meningkatkan keterampilan literasi siswa sekaligus menumbuhkan empati ekologis mereka melalui medium karya sastra. Pelatihan yang puncaknya dilaksanakan pada hari Jumat, 22 Agustus 2025, di aula SMAN 15 Bandar Lampung ini menggunakan metode interaktif yang menggabungkan teori sastra, praktik menulis langsung, serta sesi refleksi mengenai kondisi lingkungan sekitar.
Ketua pelaksana kegiatan, Heru Prasetyo, S.Hum., M.Pd., menyatakan bahwa puisi dipilih sebagai media yang efektif untuk membangun kesadaran lingkungan dari dalam diri siswa.
“Puisi bukan hanya seni merangkai kata, tetapi juga sarana refleksi dan perlawanan terhadap kerusakan alam. Melalui pelatihan ini, kami ingin siswa melihat alam bukan sekadar latar, tetapi sebagai bagian dari dirinya sendiri,” ujar Heru Prasetyo usai acara penutupan.
Pelatihan ini dilaksanakan melalui tiga tahapan utama, yaitu pengenalan estetika puisi, eksplorasi konsep ekologi dalam sastra, dan praktik menulis kreatif yang didasarkan pada hasil observasi lingkungan sekolah. Hasil evaluasi program menunjukkan keberhasilan yang signifikan, di mana nilai rata-rata kemampuan menulis siswa meningkat dari 65,8 pada saat pretest menjadi 82,5 pada posttest. Peningkatan tertinggi tercatat pada aspek pemahaman dan pengembangan tema ekologis dalam karya mereka.
Kepala SMA Negeri 15 Bandar Lampung, Maria Habiba, M.Pd., memberikan apresiasi tinggi terhadap inisiatif dari para dosen Unila. Ia menyebut kegiatan ini sangat selaras dengan visi sekolahnya yang berwawasan Adiwiyata.
“Kami sangat mendukung kegiatan yang mengintegrasikan literasi dan pendidikan lingkungan. Anak-anak tidak hanya belajar menulis, tetapi juga belajar mencintai bumi melalui puisi. Ini adalah bentuk nyata dari pendidikan karakter yang terus kami dorong di sekolah,” tutur Maria Habiba.
Dukungan serupa juga datang dari komunitas literasi sekolah. Desy Iryanti, M.Pd., selaku penanggung jawab komunitas literasi SMAN 15 Bandar Lampung, menilai program ini memberikan inspirasi dan angin segar bagi gerakan literasi di sekolah.
“Biasanya anak-anak menulis hanya untuk tugas sekolah. Kali ini mereka menulis dengan hati, dengan pesan moral yang kuat tentang lingkungan. Banyak karya mereka yang layak untuk diterbitkan sebagai sebuah antologi puisi ekologis,” ungkap Desy.
Sebagai tindak lanjut, tim pengabdian FKIP Unila berencana untuk menerbitkan e-book berisi antologi puisi karya para siswa peserta. Selain itu, akan diadakan pula workshop bagi para guru Bahasa Indonesia untuk mendorong integrasi pendidikan lingkungan dalam pembelajaran sastra di kelas secara lebih luas.
Program ini menjadi bukti nyata kolaborasi produktif antara perguruan tinggi dan sekolah dalam membangun kesadaran ekologis generasi muda melalui pendekatan humanis. Melalui kata-kata yang lahir dari kepedulian, para siswa diajarkan bahwa cinta terhadap bumi dapat dimulai dari sebuah puisi.



