Bandar Lampung, Sabtu 11 Oktober 2025 – Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Lampung menyelenggarakan kegiatan ilmiah internasional bertema “Counseling for Mental Health and Peace: Challenges and Opportunities in the Global Context”. Kegiatan ditujukan dalam menanggapi meningkatnya tekanan psikologis, ketidakstabilan sosial, dan perubahan budaya yang cepat dalam konteks global. Sehingga, pelayanan konseling memiliki peran strategis dalam mendukung kesehatan mental dan menciptakan kehidupan yang damai.
Acara ini berlangsung secara daring melalui zoom meeting pada Sabtu, 11 Oktober 2025, kegiatan yang dibuka oleh Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kerjasama Dr. Riswandi, M.Pd., mewakili Dekan FKIP Unila Bapak Dr. Albet Maydiantoro, M.Pd., di mana saat itu beliau harus menghadiri kegiatan lain di waktu yang bersamaan. Sambutan yang disampaikan Dr. Riswandi, M.Pd., berisikan apresiasi serta pengarahan untuk menyadari bahwa pentingnya keseimbangan antara aspek akademik, kesehatan mental, dan kedamaian psikologis mahasiswa dalam pendidikan tinggi.
Lalu sambutan juga diberikan oleh Koordinator Program Studi BK FKIP Unila, Dr. Ranni Rahmayanthi Z., S. Pd., M.A., menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan menyajikan perspektif akademik dan praktis terkait tantangan serta peluang pengembangan konseling di tingkat global. Selain itu, forum ini menjadi ruang penguatan jejaring dan kerja sama internasional dalam bidang kesehatan mental dan perdamaian.
Narasumber pertama, Dr. Muhammad Asyraf bin Che Amat, K.B., P.A. sebagai Kepala Departemen Bimbingan dan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universiti Putra Malaysiamenyampaikan pandangan mengenai tantangan layanan konseling global, termasuk isu kesehatan mental yang belakangan terjadi, aksesibilitas layanan di Malaysia, peran teknologi, bahkan pentingnya kolaborasi lintas negara antara Malaysia dan Indonesia.
Sedangkan, Narasumber kedua, Dr. Eva Imania Eliasa, M.Pd. merupakan Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling, Fakultas Pendidikan dan Psikologi, Universitas Negeri, membahas peluang penguatan layanan konseling sebagai instrumen pembangunan perdamaian, peningkatan kapasitas konselor di institusi pendidikan, serta penerapan pendekatan kontekstual dalam menjawab isu kesehatan mental dengan pelayanan konseling yang damai.
Dalam kegiatan seminar internasional ini diikuti oleh Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP Unila, Dr. M. Nurwahidin, M.Ag., M.Si., dibersamai dengan para Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling, serta mahasiswa FKIP Unila, mahasiswa yang berasal dari jurusan lain, mahasiswa di luar Unila, dikarenakan kegiatan ini dibuka untuk Umum.
Para peserta yang didominasi oleh mahasiswa mengajukan banyak pertanyaan selama sesi diskusi berlangsung, hal ini menunjukkan antusiasme yang besar. Pertanyaan seputar peran konselor dalam membangun budaya damai psikologis di sekolah, miskonsepsi dari kesehatan mental yang terjadi, dan efikasi diri dari konselor yang menerapkan well-being. Kegiatan ini diharapkan menjadi wadah pertukaran pengetahuan dan pengalaman bagi akademisi, praktisi, mahasiswa, serta pemangku kebijakan. Forum ini juga diharapkan memperkuat kontribusi konseling dalam peningkatan kesehatan mental dan pembangunan masyarakat yang damai, adaptif, dan berkelanjutan.